PENDAHULUAN

Penurunan tanah (Land Subsidence) adalah suatu fenomena alam yang banyak terjadi di kota-kota besar yang berdiri diatas lapisan sedimen muda, termasuk Jakarta. Hasil survey yang dilakukan dengan metoda sifat datar levelling yang disampaikan pada pemaparan Jakarta Coastel Defence Strategy, 2013 (Gambar 1), daerah DKI Jakarta terjadi penurunan tanah yang cukup signifikan.

Berdasarkan studi, penyebab terjadinya penurunan tanah diidentifikasikan ada beberapa faktor, yaitu:

Gambar 1. Survey Penurunan Tanah dengan metoda leveling

  1. Pengambilan air tanah
  2. Beban bangunan (settlement)
  3. Konsolidasi alamiah dari lapisan tanah
  4. Penurunan karena gaya tektonik

KONDISI GEOLOGI DKI JAKARTA

Pada lokasi Kantor Kelurahan Kamal dan sekitarnya termasuk pada Aluvium (Qa) berupa lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan bongkah.

Sebagian termasuk pada endapan pematang pantai (Qbr) berupa pasir halus-kasar, pemilahan , dengan cangkang moluska (Gambar 2).

Gambar 2. Geologi pada lokasi pekerjaan

LOKASI PEKERJAAN

Lokasi pekerjaan yaitu di halaman Kantor Kelurahan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Kota Jakarta Utara, Provinsi DKI Jakarta, Indonesia.d

EXTENSOMETER

Pada pekerjaan pembangunan  extensometer ini terdiri dari 2 alat yang terangkai pada satu sistem extensometer yaitu:

  1. Extensometer
  2. Piezometer

Dengan adanya kegiatan reklamasi di pantai utara Jakarta, pada tahun Anggaran 2016 Dinas Perindustrian dan Energi merencanakan akan membangun titik monitoring penurunan tanah dengan Ekstensometer System di sebelah barat pantai Utara Jakarta. Stasiun ekstensometer ini dapat digunakan sebagai titik ukur untuk membandingkan penurunan tanah yang akan terjadi di pulau reklamasi dan sebagai pertimbangan dalam perencanaan pembangunan Giant Sea Wall.

Pembangunan extensometer di sebelah Barat pantai Utara Jakarta diharapkan dapat melengkapi data dari stasiun pemantauan sebelumnya dan untuk memantau penurunan tanah di area tersebut. Penurunan yang terjadi diperkirakan sebagian besar akibat dari konsolidasi tanah, tektonik, beban bangunan dan pengambilan air tanah. Pengaruh pengambilan air tanah terhadap amblesan tanah di area ini kecil namun tidak dapat diabaikan, begitu juga pengaruh yang ditimbulkan oleh beban bangunan. Pembangunan stasiun pemantauan penurunan air tanah dengan sistem extensometer terdiri dari extensometer dan piezometer. Peranan piezometer menjadi sangat penting, piezometer menjadi satu-satunya alat yang digunakan untuk mengamati penurunan tekanan air pori akibat pengambilan air tanah di area lokasi pengamatan.

Berdasarkan penjelasan di atas maka sistem pemantauan penurunan tanah atau yang dikenal juga Sistem Extensometer yang telah dibangun oleh suatu sistem yang terdiri dari:

  1. Dua buah sumur extensometer berikut alat pemantauannya yang dipasang pada 8 lapisan yang berbeda dengan kedalaman sumur pertama sedalam 150 meter dan sumur kedua sedalam 300 meter berfungsi untuk mengetahui deformasi lapisan tanah/batuan pada delapan lapisan yang teridentifikasi.
  2. Satu buah sumur piezometer dengan kedalaman 150 meter berikut peralatan pemantauannya untuk memantau tekanan air pori pada empat lapisan akuifer.
  3. Ruang pengontrol (control room) berikut jaringan pencatat dan pengolahan data extensometer.

RANGKAIAN ALAT EXTENSOMETER

Gambar 3. Data Logger.

Data Logger

Data logger (perekam data) adalah suatu perangkat khusus yang mampu menyimpan data dalam jangka waktu tertentu. Data logger unit ini terhubung dengan rotary prots) yang kemudian rekaman data tersebut dapat langsung di hubungkan langsung dengan perangkat komputer (Gambar 3).

Rotary Ports

Rotary pots unit berfungsi sebagai alat pembaca (sensor). Potensiometer dengan rotary ports yang akan berputar mengikuti setiap pergerakan posisi anchor yang tertanam pada kedalaman lapisan tanah yang diamati (Gambar 4).

Gambar 4. Rotary Ports.

Anchor

Anchor berfungsi sebagai pengait atau pemegang dilapisan tanah, anchor ini yang akan memberikan sinyal berupa gerakan yang dipengaruhi pergerakan tanah yang kemudian terhubung dengan rotary ports (Gambar 5).

Gambar 5. Groutable Anchor

RANGKAIAN ALAT PIEZOMETER

 Piezometer Sensor Piezometer sensor merupakan sensor yang berfungsi mengukur tekanan pori pada posisi dimana alat tersebut ditanam pada kedalaman tertentu (Gambar 6).

Gambar 6. Piezometer Sensor

 Vibrating Wire Readout

 Vibrating Wire Readout merupakan perangkat portable untuk membaca angka/nilai dari instrumen piezometer. Perangkat ini dikategorikan sederhana karena tidak perlu ada penambangan aksesoris lainnya (Gambar 7).

Gambar 7. Vibrating Wire Readout

HASIL PEMASANGAN

Piezometer Kedalaman 150m

Berdasarkan hasil pengukuran well logging, maka dapat ditentukan posisi pemasangan sensor piezometer yaitu pada kedalaman 45m, 85m, 115m dan 140m. Berikut rekonstruksi lubang bor dan posisi alat (Gambar 8).

Gambar 8. Rekonstruksi Piezometer 150m

 Extensometer Kedalaman 150m

Well logging yang telah dilakukan pada lubang ini menunjukkan posisi pemasangan groutable anchor extensometer, yaitu pada kedalaman 36m, 56m dan 124m. Berikut rekonstruksi lubang bor dan posisi alat (Gambar 9).

Gambar 9. Rekonstruksi Extensometer 150m

Extensometer Kedalaman 300m

Berdasarkan hasil pengukuran logging yang dilakukan pada lubang bor ini dengan kedalaman 300m, maka ditentukan posisi pemasangan alat extensometer pada kedalaman 190m, 215m, 167m dan 298m. Berikut rekonstruksi lubang bor dan posisi alat. (Gambar 10)

 

Gambar 10. Rekonstruksi Extensometer 300m

PEMBANGUNANA RUMAH LINDUNG

Pembangunan rumah lindung ditujukan untuk melindungi dan mengamankan serangkaian alat extensometer. Rumah ini dibangun dengan luas 8×6 meter dan dapat melindungi ketiga alat tersebut (Gambar 11).

Gambar 11. Bangunan Rumah Lindung

INSTALASI DATA LOGGER

Pekerjaan instalasi dilaksanakan dengan pemasangan data logger terletak diruangan pos jaga sebagai instrumen penerimaan data dari extensometer dan piezometer yang sudah terpasang. Selanjutnya kabel yang berada pada head frame extensometer dan piezometer dihubungkan dengan data logger, sedangkan untuk pengoprasian data logger daya listik didapat dari baterai yang terhubung dengan solarcell sebagai pengisi baterai selama data logger beroperasi (Gambar 12).

Gambar 12. Instalasi Data Logger

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pekerjaan pembangunan stasiun pemantau penurunan tanah dengan sistem extensometer yang telah dilaksanakan dengan pelaksanaan pengeboran, pengambilan sampel berikut analisa pecahan formasi lapisan tanah (cutting pengeboran dan hasil logging geofisika dengan metoda electrical well logging radioaktif, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Pemasangan alat extensometer sebagai instrumen pemantau penurunan tanah dengan pengeboran 150m ditempatkan pada kedalaman 36m, 56m, 94m dan 124m.
  2. Pemasangan extensometer sebagai instrumen pemantau penurunan tanah dengan pengeboran 300m ditempatkan pada kedalaman 190m, 215m, 267m dan 298m.
  3. Pemasangan piezometer sebagai instrumen pemantau tekanan pada lapisan tanah dan batuan berpori dengan pengeboran 150m ditempatkan pada kedalaman 45m, 85m, 115m dan 140m.
  4. Pemasangan data logger dengan sistem berbasis software sebagai instrumen processing dan penyimpanan data extensometer termasuk piezometer, cara pengambilan data secara langsung melalui data logger dan kabel USB converter dan jaringan nirkabel.